Bamboo flute (oi-oil)

Oi-oil, also known as a ruru veve in Fataluku (or kafu'i in Tetum), is a bamboo flute played singly or double. It is made of bamboo or coconut wood and varies in length from around 20cm to 50cm. Instruments in aldeia Malahara had four finger holes and were around 20cm in length and were played doubly. These are known as ruru veve in aldeia Malahara, while known elsewhere as the oi-oil.

Oi-oil played by musician Henrique Lopes in aldeia Malahara has a tuning slide up near where it is blown, made out of dried leaf that is moved to allow the two flutes to play in tune with each other. The bottom hole isn’t used, and is far away from where the fingers can reach. One flute (left hand side) acts as a drone, and the right hand side makes the melody and embellishments, or ornament figures/melody. Phrasing is determined by the breath. The oi-oil showed a range of a major third in the melody, and a major second in the drone passages. According to Yampolsky (2012), the music played on doubly-played oi-oil are vaihoho melodies, as the two flutes can imitate the two voices of a vaihoho duo. These oi-oil are played as a lullaby and are also played at some celebrations.

Photo: Henrique Lopes playing the oil-oil in aldeia Malahara, sub-district Lospalos.

 
Video: Henrique Lopes playing the oi-oil.
 
 
Video: Raul Victor Torres playing the oi-oil in aldeia Rasa, sub-district Lospalos.
 
 
Video: Raul Victor Torres Novas performing the oi-oil.
 
The oi-oil in aldeia Sepelata, in sub-district Lospalos are longer - around 40cm - and have six finger holes. These instruments are played singly, held vertically to play by blowing across the mouthpiece. A reed made of bamboo is tied over the mouthpiece or end of the register hole which allows the instrument to play different octaves.
 

Photo: Domião Maria playing the oi-oil in aldeia Sepelata, sub-district Lospalos.

 
Video: Domião Maria playing the oi-oil.
 
Oi-oil, yang juga dikenal sebagai ruru veve di Fataluku (atau kafu'i dalam Bahasa Tetum), adalah suling bambu yang dimainkan secara tunggal atau ganda. Suling ini terbuat dari bambu atau kayu kelapa dengan variasi panjang mulai dari 20 cm hingga 50 cm. Instrumen-instrumen di Desa Malahara yang memiliki empat lubang jari dengan panjang sekitar 20cm ini dimainkan berganda. Alat ini dikenal sebagai ruru veve di Desa Malahara, sementara di tempat lain dikenal sebagai oi-oil.

Oi-oil yang dimainkan oleh musisi Henrique Lopes di Desa Malahara memiliki tala luncuran ke atas di dekat tempat tiup, terbuat dari daun kering yang dapat dipindahkan sehingga memungkinkan dua seruling bermain selaras satu sama lain. Lubang bawah tidak digunakan, dan jauh dari capaian jemari. Satu flute di sisi kiri bertindak sebagai dengung, dan sisi kanan membuat melodi dan bubuhan, atau figur-figur ornamen/ melodi. Penyusunan kata-kata ditentukan oleh nafas. Oi-oil menunjukkan berbagai sepertiga utama dalam melodi, dan kedua utama dalam bagian-bagian dengung. Menurut Yampolsky (2012), musik yang dimainkan menggunakan oi-oil berganda adalah melodi-melodi vaihoho, lantaran kedua seruling dapat meniru dua suara dari duo vaihoho. Oi-oil ini dimainkan sebagai pengantar tidur dan juga dimainkan di beberapa perayaan.

Oi-oil di Desa Sepelata, Kecamatan Lospalos berukuran lebih panjang – sekitar 40 cm – dan memiliki enam lubang jari. Instrumen ini dimainkan tunggal, dipegang secara vertikal dan dimainkan dengan cara meniup di corong mulut. Buluh bambu diikat di atas corong tersebut, atau di ujung lubang yang memungkinkan instrument memainkan oktaf yang berbeda.

Can't find what you're looking for? Try viewing the site map.

Please share Many Hands International on your social networks
Receive occasional news & information
  
Your Email: