Spears (coro)

Coro are spears made from a length of around 1.5 to 2 m of bamboo or wood and are used primarily as projectile weapons for hunting wild deer, pig, monkeys and birds. Coro made from bamboo are simple tools; slim lengths of hollow bamboo are sharpened at one end into a point. The bamboo is then filled with sand to make it heavier, making it more effective to throw and impact effectively.

Photo: Orlando Baptista holds a bamboo coro in aldeia Paiira, sub-district Lospalos.

Coro from wood are more involved, with a shaft of wood ending in a steel or metal head. The metal spearhead attaches to the top of the spear with a hooded cover. The metal point is shaped in a leaf or lozenge shape; at the point where it attaches to the bamboo it is narrow, then expands into a flattened knife and ends in a narrow point. Orlando Baptista, a spear maker from aldeia Paiira, sub-district Lospalos, reported that people prefer to use iron instead of bamboo spears.

Photo: Orlando Baptista holds a metal-tipped coro in aldeia Paiira, sub-district Lospalos.

Coro adalah tombak yang terbuat dari bambu atau dengan panjang sekitar 1,5 m sampai 2 m, terutama digunakan terutama sebagai senjata proyektil untuk berburu rusa, babi, monyet dan burung. Coro terbuat dari bambu adalah alat sederhana; panjang ramping dari bambu berongga diasah di salah satu ujung hingga runcing. bambu tersebut kemudian diisi dengan pasir untuk membuatnya lebih berat, sehingga lebih efektif saat dilempar dan berdampak efektif.

Coro yang terbuat dari kayu lebih rumit, dengan poros kayu dan kepala baja atau logam pada ujungnya. Ujung tombak logam menempel ke puncak tombak dengan penutup berkerudung. Titik logam berbentuk daun atau belah ketupat; bagian yang menempel pada bambu lebih sempit, kemudian meluas ke pisau pipih dan berakhir di titik yang sempit. Orlando Baptista, pembuat tombak dari Desa Paiira, sub-distrik Lospalos, melaporkan bahwa orang lebih suka menggunakan besi dari pada bambu runcing.