Palm baskets (nian fa'i)

Across Lautem a number of different styles of basketry weaving can be found, largely in communities with access to the kind of palm leaf needed. Palm basketry is most plentiful in coastal areas, where palm trees grow. To prepare palm leaves for weaving, palm leaves are cut straight and left to dry in the sun then are woven to form baskets. Baskets are used for various purposes, to store meat and food for traditional ceremonies, and when travelling or for collecting food from gardens or forests.

Leu hina fa’i are palm baskets woven into many different forms. To make these baskets, lontar palm fronds are collected from palm trees, and the leaves are cut into thin, straight strips. In Malai Lada, sub-district Lautem, and Vailana, sub-district Lospalos, palm leaves are left attached to the fronds. Four fronds are used to weave long dilly bags with a handle to be worn slung over ones back. The end of the fronds forms the base of the dilly bags, which are interwoven to form a mutually reinforcing base. The leaves of the fronds then form the sides. In Ioro, sub-district Tutuala weavers made smaller, more delicate baskets with a base made of thin palm leaves that had been cut from the palm fronds.

Photo: Lucia da Cruz weaving leu hina fa'i in aldeia Malai Lada, sub-district Lautem.

 

Video: Lucia da Cruz weaving leu hina fa'i in aldeia Malai Lada, sub-district Lautem.

Raisoko is a long thin dilly bag. Raisoko come in two sizes, a smaller size functions to carry meat or animals found while hunting. The bags are mostly used by men, but are made by women. Larger sizes are used to cage chickens. Raisoko are woven from green palm leaves, and are very strong. As the palm leaf dries it  becomes stronger still. Raisoko weaving was documented in aldeia Ioro, sub-district Tutuala.
 

Photo: Eva Coreia Pinto weaving raisoko in aledia Ioro, Tutuala.

 
Video: Eva Coreia Pinto weaving raisoko in aledia Ioro, sub-district Tutuala.
 
Di Lautem sejumlah gaya yang berbeda dari keranjang anyam dapat ditemukan, sebagian besar berasal dari masyarakat dengan akses ke jenis daun palem-paleman yang dibutuhkan. Keranjang palem melimpah di daerah pesisir, tempat pepohonan palem tumbuh. Dalam mempersiapkan daun palem untuk anyaman, dedaunan palem dipotong memanjang dan dikeringkan di bawah matahari, dan kemudian dianyam untuk membentuk keranjang. Berbagai keranjang digunakan untuk bermacam keperluan, menyimpan daging dan makanan untuk perayaan tradisional, ketika bepergian, atau untuk mengumpulkan makanan dari kebun dan hutan.

Leu hina fa’i adalah keranjang daun basket yang dianyam menjadi berbagai bentuk. Untuk membuat keranjang-keranjang ini, daun pohon lontar dikumpulkan dan dipotong lurus dan tipis. Di Malai Lada, sub-distrik Lautem, dan Vailana, sub-distrik Lospalos, daun dibiarkan melekat. Empat daun digunakan untuk menenun tas berlengah panjang dengan pegangan untuk dikenakan tersampir. Ujung daun membentuk dasar dari tas berlengah, yang terjalin untuk membentuk dasar yang saling memperkuat. Dedaunan kemudian membentuk sisi. Di Ioro, sub-distrik Tutuala penenun membuat keranjang yang lebih kecil, dan lebih halus dengan dasar yang terbuat dari daun palem tipis yang telah dipotong.

Raisoko adalah tas berlengah tipis panjang. Raisoko memiliki dua ukuran, yang berukuran lebih kecil berfungsi untuk membawa daging atau hewan yang ditemukan sambil berburu. Tas ini banyak digunakan oleh laki-laki, tetapi dibuat oleh perempuan. Ukuran yang lebih besar digunakan untuk kandang ayam. Raisoko dianyam dari daun kelapa hijau, dan sangat kuat. Meski daun kelapa mongering, Raisoko tetap kuat. Anyaman Raisoko didokumentasikan di Desa Ioro, sub-distrik Tutuala.

Can't find what you're looking for? Try viewing the site map.

Please share Many Hands International on your social networks
Receive occasional news & information
  
Your Email: